Thursday, June 25, 2020

METODE ILMIAH (X IPA/IPS)

METODE ILMIAH

 



            Sesuai dengan sifat sains yang pasti dan dapat dibuktikan kebenarannya maka dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapi, para saintis menggunakan langkah kerja yang teratur, sistematis dan terkontrol. Langkah para saintis seperti ini kemudian dikenal sebagai metode ilmiah. Melalui penerapan metode ilmiah tersebut, diharapkan dapat diperoleh pengetahuan ilmiah yang objektif, konsisten, sistematis dan universal. Objektif berarti sesuai dengan fakta yang sebenarnya, konsisten berarti dilakukan terus-menerus, sistematis berarti dilakukan melalui urutan proses yang teratur dan universal berarti dapat berlaku umum, tidak terbatas pada hal-hal tertentu saja.

            Metode ilmiah terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut :

1.         Menemukan masalah

Percobaan dimulai dengan suatu pertanyaan, setelah itu mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan percobaan. Misalnya kita melihat tanaman A lebih baik pertumbuhannya di tempat terbuka dibandingkan di tempat yang ternaungi. Dari perbedaan tersebut timbul pertanyaan, mengapa tanaman tersebut tumbuh lebih baik di tempat terbuka.

2.         Merumuskan masalah

 Penelitian eksperimen perlu memiliki rumusan masalah. Rumusan masalah harus mempertanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Rumusan masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda, umumnya dalam bentuk pertanyaan.

3.         Mengumpulkan keterangan (data)

Data dapat diperoleh dari buku, artikel majalah atau koran, internet dan keterangan orang lain.

4.         Mengajukan hipotesis

Masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan mendorong mnculnya dugaan jawaban. Dugaan ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau disebut juga hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah.

5.         Melakukan percobaan/Eksperimen

Untuk menguji kebenaran hipotesis, harus dilakukan percobaan/eksperimen. Sebelum melakukan percobaan, harus dilakukan perencanaan percobaan yang meliputi penentuan alat dan bahan, cara kerja serta penentuan variabel.

● Menentukan variabel ●

Variabel adalah fator (perlakuan) yang berpengaruh yang memiliki nilai (ukuran tertentu). 3 macam variabel :

              a.     Variabel bebas/manipulatif        : variabel yang dibuat berbeda

              b.     Variabel terikat/respon              : variabel sebagai akibat variabel bebas

              c.     Variabel kontrol                        : variabel yang dibuat sama dengan kondisi awal

Sebagai contoh, dilakukan suatu percobaan dengan judul ”Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman”. Dalam percobaan ini, pada kelompok perlakuan harus digunakan beberapa variasi intensitas cahaya. Pada kelompok kontrol, intensitas cahaya tidak diubah (tempat terbuka). Dalam hal ini, cahaya merupakan variabel bebas dan pertumbuhan tanaman sebagai variabel terikat.

6.       Menganalisis data

Hasil pengamatan yang berupa data pengamatan selanjutnya akan dianalisis menggunakan metode analisis data yang dipilih dari berbagai kepustakaan ataupun pengalaman peneliti yang lain.

7.       Menarik kesimpulan

Kesimpulan berisi hasil percobaan yang dilakukan. Kesimpulan ini dapat mendukung atau tidak mendukung hipotesis yang dibuat.

    

     Berdasarkan pemahaman diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode ilmiah adalah cara khusus yang dipergunakan oleh para saintis untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan manusia melalui urutan langkah kerja yang teratur, sistematis dan terkontrol.           

Dalam melakukan penelitian suatu objek atau kejadian, ilmuwan Biologi juga harus bersikap ilmiah. Pola berfikir dan bersikap ilmiah tersebut akan bermanfaat dalam memecahkan masalah atau fenomena yang ditemui sehari-hari. Sikap-sikap ilmiah yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1.         Dapat membedakan antara fakta dan opini. Fakta adalah informasi yang diperoleh dari bukti-bukti pada data. Opini adalah pendapat mengenai suatu subjek khusus atau peristiwa tertentu

2.         Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan argumentasi

3.         Mengembangkan keingintahuan

4.         Kepedulian terhadap lingkungan

5.         Berpendapat secara ilmiah dan kritis

6.         Bekerjasama

7.         Jujur terhadap fakta

8.         Disiplin dan tekun


                                KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

  Tata tertib penggunaan laboratorium

  1. Memakai baju khusus praktikum (baju lab) saat berada di laboratorium
  2. Meja kerja hanya boleh untuk meletakkan alat tulis, buku, bahan dan alat praktikum
  3. Tidak mencoba memegang alat dan bahan yang tidak diperlukan yang ada di laboratorium
  4. Tidak makan minum dan merokok dalam laboratorium
  5. Pengambilan zat tidak boleh berlebihan
  6. Bersihkan alat, meja dan ruangan setelah selesai praktikum
  7. Memisahkan sampah padat dan sampah cair. Sampah padat dibuang ditempat sampah, sampah cair dibuang di bak saluran pembuangan.
  8. Sisa pengambilan zat sebaiknya dibuang, jangan dimasukkan kembali ke botol asal untuk menghindari kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros
  9. Sebelum meninggalkan ruangan, periksa dengan teliti kembali keadaan di dalam laboratorium

                   Mengenal Keselamatan Kerja di Laboratorium

Selain tata tertib di atas, ada beberapa poin penting yang harus kamu perhatikan sebelum, selama, dan setelah kamu beraktivitas di laboratorium. Perhatikan daftar berikut ini! 

Mengenal Keselamatan Kerja di Laboratorium

 B. Keselamatan kerja di laboratorium

  1. Sebaiknya minum segelas susu sebelum praktikum untuk menetralkan tubuh dari pengaruh kontaminasi zat- zat kimia
  2. Kenakan penutup hidung dan mulut, kacamata dan sarung tangan saat mengambil zat- zat kimia yang mudah menguap dan berbahaya
  3. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada alat yang berputar.
  4. Hati- hati saat membawa dan menggunakan alat- alat praktikum yang terbuat dari kaca
  5. Gunakan alat bantu seperti pipa kaca, pipet tetes, sndok plastik atau pinset untuk mengambil zat- zat atau bahan
  6. Bila ada bagian tubuh yang terkena zat kimia, sgera basuh dengan air
  7. Gunakan obat- obatan P3K bila ada yang terluka
  8. Sgera muntahkan jika ada zat kimia yang masuk ke dalam mulut
  9. Jangan mencium zat kimia secara langsung, cara membaui zat adalah mengibas- ngibaskan tangan kemulut tabung
  10. Jika hendak memanaskan tabung reaksi arahkan mulut tabung reaksi tersebut menjauh dari wajaw. Panaskan tabung reaksi tersebut dengan cara digerak- gerakkan sehingga pemanasan tidak pada satu sisi.
  11. Bila terjadi kebakaran segera padam kan dengan alat pemadam kebakaran atau tutup dengan lab tebal yang sudah dibasahi air
  12. Cucilah tangan dngan sabun setelah praktikum
  13. Jika hendak mencampur larutan dengan zat tambahan yang dapat menimbulkan reaksi, lakukanlah dengan pipet setetes demi setetes melalui bagian pinggir tabung reaksi.

C. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di laboratorium

1. Luka

  • Luka lecet. Bersihkan luka dengan air dingin atau hangat, mengalir dan bukan dicelupkan. Antiseptik sebaiknya ditambahkan untuk membantu membersihkan luka. Diberi betadin, dan ditutup dengan kasa steril kemudian diplester atau dibalut. 
  • Luka iris. Luka akibat benda tajam seperti pisau atau pecahan kaca. Bersihkan dengan air matang bersih, diberi obat merah atau antiseptik, dirapatkan dan dibalut, atau ditutup dengan plester atau kain kasa yang bersih. 
  • Luka tusuk. Luka yang disebabkan oleh benda berujung runcing seperti paku, jarum atau tertikam. Luka dibersihkan, ditutup, dan korban dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat suntikan anti tetanus. 
  • Luka memar . Luka tertutup dimana kerusakan jaringan dibawah kulit disertai perdarahan yang dari luar tampak kebiruan. Penanganannya dengan kompres air hangat –dingin bergantian, dan meninggikan bagian yang luka. 
  • Luka bakar
* Luka bakar akibat zat kimia asam 
Hapus zat asam dengan kapas atau kain halus, cuci dengan air mengalir sbanyak- sebanyaknya, selanjutnya cuci dengan larutan Na2CO3 1%. Cuci lagi luka dengan air, keringkan, olesi dengan salep lavertan (salep minyak ikan) dan balut dengan kain perban. 

* Luka bakar akibat zat kimia basa 
Cuci dengan air sebanyak- banyaknya. Bilas dengan asam asetat 1%. Cuci kembali dengan air. Keringkan, olesi dengan salep boor. Balut dengan kain perban.
* Luka bakar karena panas 

Bila kulit hanya memerah, olesi dengan salep lavertan. Bila sampai terassa nyeri kompres dengan air secepatnya dan bawa ke dokter. Bila luka terlalu besar jangan diberi obat apapun, tutup luka dengan kain perban dan bawa segera ke dokter.

2. Keracunan melalui mulut
  • Bila zat hanya sampai dimulut segera kumur- kumur sebanyak- banyaknya
  • Bila zat tertelan segera muntahkan. Jika tidak bisa muntah pancing dengan minum segelas air yang dicampurkan 2 sendok teh garam dapur atau pancing dengan jari yang dimasukkan ke pangkal tenggorokan hingga dapat muntah
  • Jika korban pingsan, hindari pemberian sesuatu melalui mulut, segera bawa ke dokter
3. Keracunan zat melalui hidung 
Bawa si penderita ke tempat yang udaranya segar. Bila korban tidak bernafas, berikan nafas buatan.
4. Mata terkena percikan zat kimia 

Segera basuh dengan air sebanyak- banyaknya.

D. Simbol- simbol keselamatan kerja dan maknanya



Sumber : 

https://blog.ruangguru.com/mengenal-keselamatan-kerja-di-laboratorium#:~:text=Yuk%2C%20kita%20mengenal%20keselamatan%20kerja%20di%20laboratorium!&text=Tata%20tertib%20tersebut%20antara%20lain,berbahaya%20jika%20langsung%20terkena%20kulitmu.

http://robi-biologi.blogspot.com/2015/05/keselamatan-kerja-di-laboratorium.html



No comments:

Post a Comment

SIKLUS AIR, SULFUR DAN FOSFOR

SIKLUS AIR   Presipitasi    merupakan proses ketika uap air berubah wujud menjadi bentuk cair atau solid. Apabila menjadi bentuk cair ma...