Thursday, June 25, 2020

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN TUMBUHAN (XII IPA/IPS)

Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


Pertumbuhan  adalah proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume atau jumlah) yang bersifat irreversibel Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif. Alat untuk mengukur pertumbuhan disebut auksanometer.

Jenis pertumbuhan dan perkembangan :

a.    Pertumbuhan Primer

 Pertumbuhan yang menyebabkan batang batang dan akar tumbuhan bertambah tinggi atau Panjang, diawali dengan pembelahan sel di daerah meristem apical. Meristem apikal terbagi atas 3 daerah yaitu daerah pembelajan, daerah pemanjangan dan daerah differensiasi.

Teori tentang perkembangan meristem apikal diterangkan dengan teori histogen dan teori tunika korpus. Teori tunika korpus teori yang menyatakan bahwa titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan terdiri atas 2 zona yang terpisah susunannya, yaitu tunika dan korpus. Tunika merupak lapisan terluar, yang selanjutnya berkembang menjadi jaringan primer. Korpus adalah bagian pusat titik tumbuh yang memiliki kemampuan membelah ke segala arah. Teori tunika korpus dikemukakan oleh ahli botani Schmidt.


Teori histogen. Titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan disebut dengan histogen. Histogen terdiri dari plerom (bagian pusat akar dan batang yang akan menjadi empulur dan fasis), germatogen (Lapisan terluar yang akan menjadi epidermis) dan periblem (lapisan yang akan menjadi korteks). Teori ini dikemukakan oleh Hanstein  



b.    Pertumbuhan Sekunder

Pertumbuhan yang menyebabkan akar dan batang bertambah lebar. Pertumbuhan ini disebabkan adanya pembelahan pada jaringan meristem sekunder (meristem lateral. Ada dua macam meristem lateral yaitu Kambium vaskuler (terletak diantara xilem dan floem, yang menyebabkan pembelahan sel ke arah dalam membentuk sekunder, dan membelah ke arah luar membentuk floem sekunder sehingga batang tambah membesar) dan kambium gabus (disebut juga felogen terletak dibawah epidermis dekar kolenkima yang berfungsi menebalkan batang, sehingga epidermis lebih kedap terhadap air).

 

Perkembangan merupakan proses perubahan yang menyertai pertumbuhan, menuju tingkat pemetangan atau kedewasaan makhluk hidup. proses perubahan secara berurutan adalah dari spesialiasi, diferensiasi, histogenesis, organogenesis dan gametogenesis) Perkembangan merupakan proses kualitatif yang tidak dapat di ukur.

Struktur biji Biji terdapat dalam buah, biji berkembang dari bakal biji yang dibuahi dan mengandung embrio serta cadangan makanan. Berdasarkan letak cadangan makanan, ada biji berendosperm atau beralbumin (jagung) dan ada yang tak berendosperm atau biji eksalbumin (biji bunga matahari)

Perkecambahan

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan

Pembelahan sel (cleavage) : Jumlah bertambah banyak

Spesialisasi: sel-sel yang sejenis berkelompok

Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi

Organogenesis sel: proses pembentukkan organ-organ tumbuhan

Morfogenesis sel: Organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam bentuk dan fungsi

Perkecambahan; proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru.

 

Jenis perkecambahan:

Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas:

1. Perkecambahan tipe epigaeal Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon berada di atas permukaan tanah. Biasanya terjadi pada tanaman dikotil

Karakteristik perkecambahan epigeal :

  • Radikel yang muncul pertama kali membentuk hipokotil
  • Plumula adalah bagian yang terakhir berkembang yakni setelah muncul di permukaan
  • Hipokotil awalnya membentuk sebuah loop lalu kemudian memanjang membawa kotiledon ke permukaan tanah
  • Kotiledon yang telah muncul ke permukaan akan membentuk daun pertama diikuti oleh perkembangan plumula (pucuk)

Keuntungan dari perkecambahan epigeal adalah kotiledon dapat segera berfotosintesis (phanerocotylar : kotiledon yang berfotosintesis) setelah muncul di permukaan tanah yang menyediakan energi untuk pertumbuhan selanjutnya.

Benih epigeal ditemukan pada : GymnospermaeMyrtaceaeBignoniaceaeCasuarianaceaeEuphorbiaceae, hampir semua legum dan lain-lain

2. Perkecambahan tipe hipogaeal Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon (biji) tetap berada di dalam tanah. Biasanya terjadi pada tanaman monokotil

Karakteristik perkecambahan hipogeal :

  • Kotiledon tetap berada dalam tanah
  • Radikel muncul dan berkembang membentuk perakaran
  • Epikotil yang akan memanjang bersama plumula sampai muncul dipermukaan tanah.

Keuntungan dari perkecambahan hipogeal adalah cadangan makanan atau energi tetap tersedia dalam tanah yakni dalam kotiledon yang akan tumbuh lagi seandainya pucuk kecambah (plumula) terpotong dimakan serangga atau oleh faktor lain. Kotiledon pada benih hipogeal tidak dapat berfotosintesis atau disebut cryptocotylar.

Tanaman dengan perkecambahan hipogeal antara lain : Lauraceae, kebanyakan Moraceae, hampir semua Fagaceae dan sebagainya


        Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan dewasa. Perkecambahan dipengaruhi oleh faktor eksternal (kadar air, suhu, oksigen, dan cahaya) dan faktor internal (hormon, kematangan embrio, dann sifat dormansi biji).

Urutan proses perkecambahan:

  1. Masuknya air kedalam biji (imbibisi)
  2. Aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme , membongkar cadangan makanan dalam kotiledon / endosperm
  3. Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel, dan pertumbuhan embrio.
  4. Embrio tumbuh dan berkembang

Perkecambahan merupakan tahap awal dari siklus hidup tanaman yang perbanyakannya melalui biji. Saat substansi perkecambahan dalam benih mulai aktif setelah imbibisi air maka secara fisiologi benih mulai berkecambah. Apabila plumula dan radikel mulai keluar dari benih maka secara fisik perkecambahan telah dimulai.

Beberapa hal yang terkait dengan perkecambahan dormansivigor benihviabilitas, jenis benih apakah ortodox atau rekalsitran, tipe perkecambahan epigeal dan hipogeal

Pada beberapa spesies benih rekalsitran yang tidak memiliki masa dormansi, benih akan segera berkecambah begitu proses pematangan buah (maturation) selesai bahkan meskipun masih melekat pada pohon induknya.

 

Syarat terjadinya perkecambahan

Proses perkecambahan benih tidak tergantung kepada ketersediaan nutrisi dalam tanah oleh karena adanya endosperma . Namun perkecambahan tergantung kepada kondisi lingkungan sekitar benih yakni ketersediaan air, suhu dan konsentrasi oksigen.

Syarat terjadinya perkecambahan adalah :

§  Ketersediaan air untuk terjadinya imbibisi

§  Oksigen, diperlukan agar respirasi dapat terjadi. Respirasi disini adalah perombakan cadangan makanan dalam benih menjadi energi yang diperlukan untuk perkecambahan.

§  Suhu yang sesuai untuk mengaktifkan enzim. Kebutuhan suhu benih sama seperti tumbuhan normal pada umumnya yakni memiliki batasan-batasan terhadap suhu minimum, suhu optimum dan suhu maksimum, rentang suhu tersebut dikenal sebagai suhu kardinal.

§  Benih dalam keadaan tidak dorman. Benih yang sedang dorman tidak akan berkecambah meskipun syarat lingkungan diatas terpenuhi.

 

3 bagian utama benih

Dalam benih terdapat tiga bagian yang sangat esensial dimana proses-proses fisiologi dan biokimia perkecambahan berlangsung, yaitu :

a.    Cadangan makanan (endosperma atau kotiledon).

Sebagian besar tanaman monokotil menyimpan cadangan makanannya dalam endosperma sementara tanaman dikotil menyimpan cadangan makanannya pada dua buah kotiledon karena tidak memiliki endosperma. Cadangan makanan dalam endosperma maupun kotiledon disimpan dalam bentuk senyawa yang kompleks yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat tersimpan dalam bentuk pati dan harus dirombak dahulu menjadi senyawa yang lebih sederhana agar dapat ditranslokasi ke titik tumbuh.


Perbedaan antara benih monokotil dengan dikotil

b.    Embrio
Embrio adalah organ dalam biji yang akan berkembang menjadi tanaman baru. Embrio yang telah berkembang sempurna terdiri dari radikel (akar embrio), kotiledon dan plumula (tunas embrio) yang terdiri atas epikotil dan hipokotil. Epikotil adalah batang embrio yang tersambung dengan bagian atas kotiledon sementara hipokotil terhubung dengan bagian bawah kotiledon dan bersambung dengan radikel. Tanaman monokotil (monocotyledon) mempunyai satu buah kotiledon sementara dikotil (dicotyledon)memiliki dua buah.

c.    Kulit benih (seed coat atau testa)

Endosperma dan embrio pada benih terbungkus oleh satu atau beberapa lapisan kulit sebagai pelindung terhadap kekeringan ataupun kerusakan fisik.

 

Tahap perkecambahan


1.    Imbibisi

Imbibisi adalah proses masuknya air kedalam benih untuk memicu dimulainya perkecambahan. Proses masuknya air ini dapat terjadi secara difusi maupun secara osmosis. Difusi air terjadi akibat keadaan benih yang lebih kering dari lingkungannya sehingga air masuk ke dalam benih. Proses osmosis terjadi karena dinding sel kulit benih yang permeabel terhadap molekul air sehingga air masuk. Benih yang kering akan mengabsorbsi air melalui micropyle dan testa (kulit benih). Dalam proses ini lapisan koloid seperti protein dan pati akan menarik air dan mengembang sehingga volumenya naik sampai 200%. Pengembangan volume ini memiliki gaya yang besar sehingga mampu meretakkan testa (dan perikarp jika ada) yang mengelilingi benih.

Retaknya kulit benih membuat oksigen dengan mudah masuk kedalam benih. Selain itu air akan mengencerkan protoplasma sehingga  proses metabolik dapat berlangsung dan yang tak kalah pentingnya ialah air berperan mentranslokasikan hasil metabolik ke titik tumbuh embrio.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap imbibisi adalah : permeabilitas kulit benih, komposisi kimia, ketersediaan dan konsentrasi air, suhu lingkungan serta luas permukaan benih yang berhubungan dengan air.


Proses imbibisi dan fisiologi serta biokimia pada benih yang sedang berkecambah (*)

2.    Aktivasi substansi perkecambahan

Substansi perkecambahan disini adalah hormon giberelin dan enzim-enzim. Giberelin pada benih akan segera aktif setelah imbibisi air terjadi dan mendorong terbentuknya enzim-enzim seperti α-amilase, protease, ribonuklease, fosfatase dan β-glukonase. Enzim-enzim ini akan merombak cadangan makanan pada endosperma menjadi energi untuk perkembangan embrio.

 

 

3.    Perombakan dan mobilisasi cadangan makanan

Perombakan pada cadangan makanan oleh berbagai enzim dalam benih, yaitu: Protein  → asam amino, dikatalisis oleh enzim protease

Pati    → maltosa, dikatalisis oleh enzim α-amylase

Maltosa → glukosa, dikatalisis oleh enzim maltase

Lemak    → asam lemak dan gliserol, dikatalisis oleh enzim lipase

Asam lemak → asetil koenzim-A, dikatalisis oleh enzim β-oksidase

Proses diatas merupakan reaksi katabolik (pemecahan) dan semua produk (hasil katalisis) digunakan untuk perkembangan dan pertumbuhan embrio.

 

4.    Pertumbuhan embrio

Dalam embrio, proses mitosis (pembelahan sel) terjadi pada meristem apikal dari plumula dan radikel sehinggga poros embrio akan memanjang dan dengan segera akan muncul keluar dari benih. Proses mitosis ini membutuhkan energi ATP dari hasil respirasi (katabolisme) yang melibatkan glukosa, asam lemak dan gliserol.
Selain proses katabolisme, terjadi juga proses anabolisme (pembentukan) dalam embrio, misalnya pembentukan protein (enzim dan komponen struktural) baru yang disintesis dari asam amino dan pembentukan selulosa yang disintesis dari beta-glukosa untuk pembentukan dinding sel yang baru.

 

5.    Emergence

Setelah imbibisi air terjadi dan testa pecah, maka radikel menjadi organ pertama yang muncul (emergence) dan tumbuh menuju tanah mengikuti gravitasi (geotropisme). Tak lama kemudian plumula muncul dan tumbuh menuju arah cahaya (fototropisme). Sementara pada kotiledon terjadi dua hal :

·         Pada beberapa spesies tanaman, kotiledon tetap tinggal didalam tanah terbungkus testa dan akan mengkerut seiring dengan habisnya cadangan makanan yang dipakai untuk perkecambahan. Perkecambahan seperti ini disebut hipogeal.

·         Pada jenis lain, kotiledon akan tertarik oleh pertumbuhan plumula keatas permukaan tanah, kemudian ketika terkena cahaya maka klorofilnya berkembang dan menjadi daun pertama yang melakukan fotosintesis. Perkecambahan ini disebut epigeal.

 

Sumber :

http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/07/pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan.html

https://torajafarmer.wordpress.com/2018/05/05/tipe-perkecambahan-epigeal-dan-hipogeal

https://torajafarmer.wordpress.com/2018/04/12/perkecambahan-germination/





No comments:

Post a Comment

SIKLUS AIR, SULFUR DAN FOSFOR

SIKLUS AIR   Presipitasi    merupakan proses ketika uap air berubah wujud menjadi bentuk cair atau solid. Apabila menjadi bentuk cair ma...