Monday, November 9, 2020

KOMPONEN DARAH

 KOMPONEN DARAH



Darah tersusun dari kombinasi antara plasma darah dan sel-sel darah, yang semuanya beredar di seluruh tubuh. Sel-sel darah ini kemudian dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Jadi secara keseluruhan, komponen darah manusia terdiri atas empat macam, meliputi plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, serta trombosit. Semua komponennya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing yang mendukung kerja darah dalam tubuh.

1. Plasma darah

Plasma darah merupakan komponen darah yang berbentuk cairan. Plasma darah mengisi sekitar 55-60 persen dari volume darah dalam tubuh. Secara lebih rinci, plasma darah tersusun dari air kurang lebih 92 persen, dan 8 persen sisanya merupakan karbondioksida, glukosa, asam amino (protein), vitamin, lemak, serta garam mineral.

Tugas utama plasma darah adalah mengangkut sel-sel darah, untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh bersama nutrisi; hasil limbah tubuh; antibodi; protein pembeku; serta bahan kimia seperti hormon dan protein yang bantu menjaga keseimbangan cairan tubuh. Protein pembeku yang dibawa oleh plasma, nantinya akan bekerja bersama trombosit untuk mempercepat proses pembekuan darah.

Selain mengedarkan berbagai bahan penting, plasma darah juga berfungsi untuk menyeimbangkan volume darah serta kadar elektrolit (garam), termasuk natrium, kalsium, kalium, magnesium, klorida, dan bikarbonat.

2. Sel darah

Jika plasma darah menyumbang sekitar 55-60 persen, komponen berupa sel darah mengisi sisanya yakni kurang lebih sekitar 40-45 persen. Terutama, yang terdiri atas sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Sel darah merah (eritrosit)

Sel darah merah terkenal berwarna merah pekat dengan jumlah sel yang cukup melimpah di dalam darah. Berbentuk bulat yang dilengkapi dengan cekungan (bikonkaf) di bagian tengahnya. Salah satu keunikan sel darah merah, yaitu dilengkapi dengan protein khusus yang disebut dengan hemoglobin.

Sebagai salah satu komponen darah, sel darah merah terbentuk di sumsum tulang belakang dan dikendalikan oleh hormon yang terutama diproduksi oleh ginjal, eritropoietin. Sel darah merah awalnya adalah sel yang belum matang di sumsum tulang dan akan dilepaskan ke aliran darah setelah proses pematangan selama kira-kira tujuh hari.

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut kadar normal sel darah merah yang dapat dideteksi dengan tes darah lengkap:

·         Sebesar 4,32-5,72 juta sel per mikroliter darah untuk laki-laki

·         Sebesar 3,90-5,03 juta sel per mikroliter darah untuk perempuan

Sementara itu, kadar normal hemoglobin dan hematokrit yang normal adalah:

·         Hemoglobin: Sebesar 132-166 gram per liter (laki-laki) dan 116-150 gram per liter (perempuan)

·         Hematokrit: Sebesar 38,3-48,6 persen (laki-laki) dan 35,5-44,9 persen (perempuan)

Selain memberikan warna merah yang khas, hemoglobin juga bertugas dalam membantu komponen darah ini untuk membawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh, serta mengangkut kembali karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan. Persentase volume darah keseluruhan yang terdiri dari sel-sel darah merah disebut hematokrit.

Mengenal Lebih Dalam Tentang Hemoglobin (Hb)

Tidak seperti sel lainnya, sel darah merah tidak memiliki nukleus sehingga mampu berubah bentuk dengan mudah. Ini yang membantu sel darah merah menyesuaikan diri saat melewati berbagai pembuluh darah di dalam tubuh. 

Meskipun begitu, nukleus yang tidak ada membatasi pergerakan sel darah merah saat melalui pembuluh darah yang berukuran kecil. Itu sebabnya, lama kelamaan membran sel dari sel darah merah akan rusak dan energi semakin menyusut. 

Maka itu, umumnya masa hidup sel darah merah hanya bertahan sekitar empat bulan atau 120 hari. Selama masa itu, tubuh akan secara teratur mengganti dan memproduksi sel darah merah baru. 

Sel darah putih (leukosit)

Dibandingkan dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki jumlah yang jauh lebih sedikit. Meski begitu, komponen darah ini mengemban tugas yang tidak main-main, yakni melawan infeksi virus, bakteri, jamur, yang memicu perkembangan penyakit. Pasalnya, sel darah putih memproduksi antibodi yang akan membantu memerangi zat asing tersebut. 

Normalnya, jumlah sel darah putih pada orang dewasa adalah 3.400-9.600 sel per mikroliter. Berikut jenis-jenis sel darah putih diproduksi oleh sumsum tulang, lengkap dengan persentase normalnya pada orang dewasa:

·         Neutrofil (50-60 persen)

·         Limfosit (20-40 persen)

·         Monosit (2-9 persen)

·         Eosinofil (1-4 persen)

·         Basofil (0,5-2 persen)

Semuanya memiliki tugas yang sama untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Masa hidup sel darah putih pun cukup lama, bisa dalam hitungan hari, bulan, hingga tahun, tergantung jenisnya. 

Trombosit (keping darah)

Sumber: Net Doctor

Sedikit berbeda dengan sel darah putih dan merah, trombosit sebenarnya bukan sel, melainkan sebuah fragmen sel berukuran kecil. Trombosit memiliki peran penting proses pembekuan darah (koagulasi) saat tubuh terluka. Tepatnya, trombosit akan membentuk sumbatan bersama benang fibrin guna menghentikan perdarahan, sekaligus merangsang pertumbuhan jaringan baru di area luka. 

Jumlah trombosit normal di dalam darah, yaitu antara 150.000 sampai 400.000 trombosit per mikroliter darah. Jika jumlah trombosit lebih tinggi dari kisaran normal, maka dapat mengakibatkan pembekuan darah yang tidak diperlukan. Akhirnya, bisa berisiko menimbulkan penyakit stroke dan serangan jantung. 

Sementara, bila seseorang kekurangan jumlah trombosit dalam darah, maka akan menyebabkan perdarahan hebat karena darah sulit membeku. 


Dari sistem golongan darah ABO, kamu perlu mengetahui empat jenis golongan darah yang berbeda, yaitu A, B, AB dan O.

  • Golongan darah AB memiliki antigen A dan B pada sel darah merah, namun tidak memiliki antibodi A dan B pada plasma darah.
  • Golongan darah A memiliki antigen A pada sel darah merah dan memproduksi antibodi B dalam plasma darah.
  • Golongan darah B memiliki antigen B pada sel darah merah dan memproduksi antibodi A dalam plasma darah.
  • Golongan darah O tidak memiliki antigen A atau B pada sel darah merah, namun memproduksi antibodi A dan B di plasma darah.

Dari empat jenis golongan itu, kemudian terbagi lagi berdasarkan status rhesus (Rh). Rh ini terbagi menjadi dua, yaitu positif dan negatif.  Dengan begitu, maka golongan darah dibedakan menjadi:

  • A positif dan A negatif.
  • B positif dan B negatif.
  • AB positif dan AB negatif.
  • O positif dan O negatif.

Apakah ada golongan darah yang dianggap paling langka dan paling umum? Sebenarnya sulit menentukan golongan darah, karena golongan darah akan menurun sesuai dengan genetik orang tuanya. Itu berarti golongan darah di dunia bisa bervariasi persentasenya. 

Tapi di Amerika Serikat (AS), AB negatif dianggap sebagai golongan darah paling langka. Sementara golongan darah O positif disebut sebagai yang paling umum. Berdasarkan Stanford School of Medicine Blood Center, berikut pembagian persentase golongan darah manusia di Amerika:

  • AB-negatif (0,6 persen).
  • B-negatif (1,5 persen).
  • AB-positif (3,4 persen).
  • A-negatif (6,3 persen).
  • O-negatif (6,6 persen).
  • B-positif (8,5 persen).
  • A-positif (35,7 persen).
  • O-positif (37,4 persen).

Jumlah tersebut tidak berlaku universal, karena tiap negara mungkin memiliki persentase berbeda. Seperti di India, misalnya, golongan darah yang paling umum adalah B-positif, sedangkan di Denmark A-positif.

Perbedaan etnis dan genetik memengaruhi presentasi golongan darah. Seperti anak yang lahir dari orang tua Asia dan Amerika lebih mungkin memiliki golongan darah B-positif daripada orang Amerika Latin dan Kaukasia.

Mengapa perlu tahu golongan darah?

Mengetahui jenis golongan darah penting untuk keperluan transfusi darah. Sebelum dikelompokkan seperti sekarang, para dokter mengira semua darah sama. Karena itu, jaman dulu banyak orang yang meninggal karena transfusi darah. 

Baru pada 1901, seorang ilmuwan bernama Karl Landsteiner menemukan golongan darah. Dari sana diketahui jika mencampur darah dengan tipe yang berbeda, darah dapat menggumpal dan berakibat fatal.

Hal ini terjadi sebagai reaksi antibodi saat membaca darah hasil transfusi sebagai “benda asing” dalam tubuh. Antibodi akan melawan sel-sel darah donor yang menyebabkan reaksi toksik. 

Karena itu, agar transfusi darah aman dilakukan, penting untuk mengetahui golongan darah manusia. Donor dan penerima harus memiliki golongan darah yang cocok. 

Namun, ada hal unik yang perlu diketahui mengenai transfusi darah. Dalam dunia medis dikenal dengan istilah donor dan penerima darah universal.

Istilah itu digunakan untuk golongan darah O negatif. Di mana jenis golongan darah ini dapat ditransfusikan ke hampir semua golongan darah. Hal ini terjadi karena golongan darah O negatif tidak mengandung antigen A atau B atau Rh. 

Selain untuk keperluan transfusi darah, mengetahui golongan darah penting bagi ibu sedang hamil. Jika ibu memiliki Rh negatif yang bayinya memiliki Rh positif yang diwarisi dari ayahnya, maka bisa menyebabkan terjadinya komplikasi jika tidak segera ditangani. 

Kondisi perbedaan rhesus antara ibu dan janin yang dikandungnya itu dikenal dengan istilah penyakit rhesus. Jika tidak ditangani maka antibodi dalam darah sang ibu akan menghancurkan sel darah janinnya sendiri. 

Meskipun jarang, namun kemungkinannya tetap ada. Karena itu dunia medis menemukan cara untuk mengatasi kondisi penyakit rhesus. Jika terdeteksi sejak dini dapat diatasi dengan suntikan obat imunoglobulin anti-D. 

Sementara itu, pada bayi yang telah lahir, perawatan penyakit rhesus ini bisa dengan cara fototerapi, transfusi darah atau injeksi larutan antibodi.

Bagaimana mengetahui golongan darah manusia?

Pembagian golongan darah dibagi berdasarkan ada tidaknya protein tertentu pada sel darah merah. Protein ini disebut antigen. Antigen sendiri adalah zat yang dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk perlawanan. 

Maka cara untuk mengetahui golongan darah seseorang adalah dengan melihat reaksi sampel darah yang dicampur dengan antibodi terhadap masing-masing tipe darah. 

Biasanya pengecekan golongan darah ini dilakukan dalam waktu singkat. Petugas kesehatan akan mengambil sampel darah dari ujung jari menggunakan jarum khusus. 

Lalu sampel darah dicampur dengan antigen tipe A dan B. Jika sel darah saling menempel berarti darah bereaksi dengan salah satu antigen. Yang tandanya tidak cocok. 

Biasanya pemeriksaan rhesus dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan jenis golongan darah. Caranya pun sama, mencampurkan sampel darah dengan antigen dan petugas kesehatan bisa langsung menentukan jenis rhesus darah seseorang. 

Bagaimana jika seseorang telah mengetahui golongan darah? 

Jika seseorang telah mengetahui golongan darahnya, maka saat memerlukan transfusi darah, petugas kesehatan bisa langsung mencari darah yang sesuai. 

Berdasarkan hasil tes, berikut jenis transfusi yang bisa dilakukan dari golongan jenis darah yang ada:

  • Jika kamu memiliki darah tipe A, kamu hanya dapat menerima darah tipe A dan O.
  • Jika kamu memiliki darah tipe B, kamu hanya dapat menerima darah tipe B dan O.
  • Jika kamu memiliki darah tipe AB, kamu dapat menerima darah tipe A, B, AB, dan O.
  • Jika kamu memiliki darah tipe O, kamu hanya dapat menerima darah tipe O.
  • Jika kamu Rh +, kamu dapat menerima Rh + atau Rh-.
  • Jika kamu Rh-, kamu hanya dapat menerima Rh-.

Sementara itu, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, untuk golongan darah O negatif dapat diberikan kepada siapa saja, karena O negatif adalah golongan darah universal. 

Mengapa seseorang membutuhkan transfusi darah?

Orang memerlukan transfusi darah jika kehilangan banyak darah karena kondisi medis tertentu. Bisa karena penyakit kronis seperti kanker, gangguan pendarahan, atau orang yang kehilangan banyak darah karena melakukan operasi. 

Siapa yang bisa mendonorkan darahnya?

Secara umum beberapa syarat yang harus dipenuhi pendonor darah antara lain:

  • Sehat dan bugar.
  • Memiliki berat badan antara 50 hingga 158 kg.
  • Berusia antara 17 hingga 66 tahun. Atau hingga 70 tahun, jika sebelumnya sudah pernah mendonorkan darah. 
  • Berusia 70 tahun, dengan kondisi dalam dua tahun terakhir pernah melakukan donor darah lengkap.

Selain persyaratan umum tersebut, menurut Palang Merah Indonesia (PMI) seseorang bisa melakukan donor darah jika:

  • Sehat jasmani dan rohani.
  • Berusia 17-60 tahun (usia 17 tahun diperbolehkan menjadi pendonor bila mendapatkan izin tertulis dari orang tua).
  • Berat badan minimal 45 kg.
  • Temperatur tubuh 36,6 – 37,5 derajat celcius.
  • Tekanan darah baik, yaitu sistole 110-160 mmHg, diastole 70-100 mmHg.
  • Denyut nadi teratur, berada sekitar 50-100 kali/menit.
  • Memiliki hemoglobin minimal 12 gram untuk perempuan, sedangkan untuk laki-laki 12,5 gram.
  • Jumlah melakukan donor darah per tahun paling banyak 5 kali dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan.
  • Calon donor dapat mendaftar dan menjalani pemeriksaan pendahuluan, seperti kondisi berat badan, HB, golongan darah, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan dokter.

Jika kamu berniat untuk mendonorkan darah, maka kamu telah membantu menyelamatkan hidup orang lain. Darah akan digunakan untuk berbagai keperluan medis, termasuk untuk kondisi penting, seperti untuk pasien dengan cedera, luka bakar parah atau penyakit darah.

Apakah transfusi dengan golongan darah yang cocok aman dilakukan?

Tentunya aman, karena tubuh akan menerimanya. Tubuh tidak akan membacanya sebagai benda asing atau ancaman penyakit berbahaya. Namun, tetap ada risiko yang mungkin terjadi pada penerima transfusi seperti:

  • Demam. Jika demam terjadi satu atau enam jam setelah transfusi, bukanlah hal serius. Kondisi akan membaik dengan sendirinya. Namun jika merasa kondisi semakin buruk hingga menyebabkan nyeri dada, kamu bisa segera menghubungi dokter.
  • Reaksi alergi. Meski mendapat darah dengan golongan yang cocok, reaksi bisa terjadi berupa gatal pada kulit. Reaksi ini akan muncul begitu transfusi selesai dilakukan. 
  • Reaksi hemolitik imun. Kondisi saat tubuh menyerang sel darah merah yang baru saja kamu terima dari proses transfusi. Namun, ini sangat jarang terjadi. 

Apa y

ang menentukan golongan darah manusia?

Golongan darah manusia diwarisi oleh orang tuanya. Sama seperti warna mata, golongan darah diturunkan secara genetik dari ibu dan ayah. 

Berikut kemungkinan golongan darah seorang anak, jika dilihat dari golongan darah kedua orang tuanya. 

  • Jika orang tua memiliki golongan darah AB dan AB maka anak mungkin akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah AB dan B maka anak mungkin akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah AB dan A maka anak mungkin akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah AB dan O maka anak mungkin akan memiliki golongan darah A atau B.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah B dan B maka anak mungkin akan memiliki golongan darah O atau B.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah A dan B maka anak mungkin akan memiliki golongan darah O, A, B atau AB.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah A dan A maka anak mungkin akan memiliki golongan darah O atau A.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah O dan B maka anak mungkin akan memiliki golongan darah O atau B.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah O dan A maka anak mungkin akan memiliki golongan darah O atau A.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah O dan A maka anak akan memiliki golongan darah O.

 


SUMBER:

https://blogs.insanmedika.co.id/menakjubkan-berikut-4-komponen-dan-fungsi-darah-bagi-tubuh-manusia/

 https://www.halodoc.com/artikel/ini-yang-perlu-diketahui-tentang-golongan-darah


No comments:

Post a Comment

SIKLUS AIR, SULFUR DAN FOSFOR

SIKLUS AIR   Presipitasi    merupakan proses ketika uap air berubah wujud menjadi bentuk cair atau solid. Apabila menjadi bentuk cair ma...