Wednesday, November 11, 2020

BAB 4. SISTEM GERAK-2 (OTOT)

 5. OTOT

a.  Otot terdiri dari
  •  sel-sel yang terspesialisasi untuk kontraksi, yaitu mengandung protein kontraktil yang dapat berubah dalam ukuran panjang dan memungkinkan sel-sel untuk memendek. Sel-sel tersebut sering disebut serabut-serabut otot. Perhatikan gb. anatomi otot manusia berikut :
  • Otot memiliki tiga kemampuan khusus, yaitu :
  1. Kontraktibilitas, yaitu kemampuan untuk berkontraksi/memendek.
  2. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan melakukan gerakan kebalikan akibat kontraksi
  3. Elastisitas, yaitu kemampuan unuk kembali  ke posisi semula, setelah berkotraksi atau disebut relaksasi
b. Sifat Gerak Otot
  • Berdasarkan sifat kerjanya , otot dibedakan menjadi : sinergis dan antagonis.
  • Sinergis: yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama berkontraksi dan sama-sama berelaksasi. Contoh: otot-otot pronator yang terletak pada lengan bawah
  • Antagonis: cara kerja dari dua otot yang satu berkontraksi dan yang lain relaksasi. 
  • Untuk menghasilkan suatu gerak, otot bekerja berpasangan dengan otot lain.
  •  Saat suatu otot berkontraksi, otot yang bersangkutan akan menggerakan tulang yang dilekatinya ke suatu arah.
  •  Misalnya otot bisep dan otot trisep.
  • Gerak fleksi terjadi karena bisep berkontraksi dan trisep dan berileksasi.
  • Sebaliknya gerak ekstensi terjadi karena bisep berileksasi dan trisep berkontraksi. 
  • Otot bisep disebut fleksor, karena saat berkontraksi terjadi gerak fleksi.
  •  Sedangkan, otot trisep disebut ekstensor, karena saat berkontraksi terjadi ekstensi.
c. Jenis Otot
  • otot vertebrata dan manusia dibedakan menjadi 3 jenis otot, yaitu : otot rangka, otot polos dan otot jantung
1. Otot rangka
  •  Merupakan otot yang melekat dan menggerakkan tulang rangka. 
  • Otot ini mampu menggerakkan tulang karena otot dapat memanjang dan memendek. Kedua ujung otot merekat pada dua tulang yang berbeda.
  •  Kedua tulang tersebut dihubungkan oleh sendi. 
  • Otot rangka jika dilihat menggunakan mikroskop terlihat seperti sel-sel otot berbentuk serabut-serabut halus panjang.
  •  Otot rangka mengandung banyak inti sel dan tampak garis-garis terang diselingi garis-garis gelap yang melintang. Oleh sebab itu otot ini juga disebut otot lurik atau otot serat lintang. 
  • Sel-sel serabut otot bersatu dalam suatu kelompok membentuk berkas-berkas yang disebut fasikuli.
  •  Berkas-berkas otot diliputi oleh selaput yang disebut fasiatropia.
  •  Setiap otot dibungkus lagi oleh selaput yang disebut fasiasuperfisialis.
  • Gabungan otot membentuk kumparan yang disebut empal atau ventrikel otot.
  •  Bagian ujung fentrikel otot mengecil, liat, dan keras disebut tendon.
  • Ujung tendon melekat pada ujung yang tidak bisa digerakkan disebut origo.
  • Sedangkan, otot yang melekat pada tulang yang dapat digerakkan disebut insersi.
  • Gerak otot rangka merupakan gerak yang disadari sehingga otot rangka disebut juga otot sadar. 
  • Otot rangka dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan mioglobin pigmen otot penyusunnya, yaitu merah dan putih.
  •  Otot merah memiliki lebih banyak mioglobin dibanding otot putih.
  •  Mioglobin merupakan senyawa protein yang berfungsi mengikat molekul-molekul oksigen. Oksigen digunakan untuk respirasi sel otot rangka, yang akan menghasilkan energi untuk bergerak
2. Otot polos
  • Terdiri dari sel-sel otot yang berbentuk gelendong dengan satu intisel yang terletak di tengah.
  • Pengamatan dengan menggunakan mikroskop menunjukkan bahwa otot polos tidak memiliki garis-garis melintang seperti otot rangka.
  • Otot polos tidak melekat pada tulang rangak tubuh,
  • aktivitasnya lambat, namun geraknya beruntun sehingga mampu berkontraksi dalam waktu lama dan tidak cepat mengalami kelelahan.
  • Gerak otot polos dikontrol oleh saraf tak sadar, sehingga disebut gerak tidak sadar.
  • Otot polos dapat dijumpai pada dinding penyusun organ-organ bagian tubuh dalam.
3. Otot jantung (miokardium)
  •  Merupakan otot yang hanya dijumpai pada dinding jantung dan vena kava yang memasuki jantung.
  •  Pada setiap percabangan sel otot jantung terdapat jaringan ikat yang disebut diskus interkalaris. 
  • Otot jantung mampu berkontraksi secara ritmis dan terus menerus sebagai akibat dari aktivitas sel otot jantung yang berpautan.
  • Gerak otot jantung dikendalikan oleh saraf tak sadar.
  •  Kontraksi dan rileksasi otot jantung menyebatkan serambi dan bilik jantung menyempit dan melebar sacara berirama yang menimbulkan denyut jantung.
  •  Dengan adanya kontraksi dan rileksasi, darah kita dapat dipompa kepembuluh-pembuluh darah dan dialirkan ke seluruh tubuh.
  • Dalam keadaan normal, kontraksi otot jantung dapat terjadi 72 kali setiap menit.
6. MEKANISME GERAK OTOT RANGKA
  •  Pada prinsipnya gerak pada otot rangka sama dengan otot polos dan jantung.
  • Serabut halus sel otot rangka atau miofibril mengandung filament protein yaitui filamen halus dan kasar. 
  • Filamen halus dibangun oleh dua untai aktin dan satu untai protein regulator berupa tripomiosin dan triponin kompleks yang membelit masing-masing untaian aktin.
  •  Filamen kasar yang dibangun oleh myosin.
  •  Kombinasi filamen kasar dan halus ini menyebabkan adanya pola terang dan gelap pada otot rangka.
  •  Setiap unit pola terang dan pola gelap disebut sarkomer, yang merupakan unit fungsional yang mendasar pada kontraksi otot. 
  • Sarkomer satu dan lainnya dibatasi oleh garis z. filament halus melekat pada garis Z dan mengarah ke tengah sarkomer.
  •  Filamen kasar terdapat pada tengah sarkomer.
  •  Tumpang tindihnya filament halus dan kasar disebut pita A, namun tidak seluruh filamen tumpang tindih.
  •  Pita A yang hanya mengandung filamen kasar di bagian tengah disebut zona H.
  •  Daerah ujung dekat sorkomer dimana hanya dijumpai filamen halus saja disebut pita I. Pada sel-sel otot yang sedang istirahat, tempat pengikatan myosin pada filamen halus dihambat oleh protein regulator tropomiosin. Protein regulator yang lain yaitu troponin kompleks mengontrol posisi tropomiosin pada filamen halus.
  • Pada binaragawan atau orang yang bekerja berat, akan terjadi pembesaran serat otot atau penambahan massa total berat otot yang disebut hipertrofi. Hipertropi terjadi akibat dari peningkatan aktin dan miosin dalam stiap serat otot, karena otot sering digunakan atau berkontraksi.

7. Gangguan Pada Sistem Gerak Manusia
A.  Gangguan pada sistem rangka.
 Dapat terjadi karena adanya gangguan secara fisik, fisiologis, persendian dan gangguan kedudukan tulang belakang.
a. Gangguan fisik
  •  Merupakan gangguan yang paling umum terjadi pada tulang seperti patah atau retak tulang.
  •  Apabila terjadi fraktura (patah tulang) akan terbentuk zona fraktura yang runcing dan tajam.
  •  Pada zona tersebut timbul rasa sakit karena pergeseran tulang yang akan mengakibatkan pembengkakkan bahkan pendarahan. 
  • Fraktura dapat diberdakan menjadi empat, yaitu :
  1.  Fraktura sederhana, merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada di sekitarnya.
  2.  Fraktura kompleks, merupakan fraktura yang melukai otot atau organ yang ada di sekitarnya, bahkan dapat muncul ke permukaan kulit. 
  3. Greenstick, merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua bagian.
  4.  Cominuted, merupakan fraktura yang mengakibatkan tulang terbagi menjadi beberapa bagian, teteapi masih berada dalam otot.
b. Gangguan fisiologis
  • Gangguan ini merupakan kelainan fungsi hormon atau vitamin.
  •  Gangguan fisiologis dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1.  Mikrosevalus, merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran kecil. Hal ini dikarenakan pertumbuhan tulang tengkorak pada masa bayi kekurangan kalsium.
  2.  Osteoporosis, merupakan gangguan pada tulang karena massa tulang yang menurun sehinga tulang menjadi rapuh. Osteoporisis terjadi karena ketidak seimbangan hormone kelamin pada pria atau wanita.
  3.  Rakhitis, merupakan penyakit tulang yang disebabkan akibat kekurangan vitamin D. kekurangan vitamin D menyebabkan tulang menjadi tidak keras. Pada penderita rakhitis terlihat bagian kaki melengkung menyerupai huruf X atau O.
  4.   Kelainan akibat suatu penyakit. Penyakit seperti tuberkulosis tulang dan penyakit tumor dapat mengakibatkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap mekanisme gerak tubuh.
 c. Gangguan persendian,
  • dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis gangguan sendi dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu :
  1.  dislokasi (pergeseran tulang penyusun sendi),
  2.  terkilir (tertariknya ligament karena gerak tiba-tiba)
  3. Ankilosis, sendi tidak berfungsi
  4. Artritis, peradangan sendi, dibedakan menjadi rhematoid (merupakan penyakit yang menyerang anggota gerak, yaitu sendi, otot, tulang dan jaringan sekitar sendi.gejala nyeri, kaku, bengkak, sampai keterbatasan gerak tubuh, dan kulit terlihat memerah akibat peradangan). osteoartritia (radang pada sendi atau kerusakan pada tulang rawan sendi) , dan gout artritis (disebabkan oleh metabolisme abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah, yang akan menimbulkan timbunan kristal garam urat di persendian yang menimbulkan peradangan sendi pada lutut dan jari) 
d.  Gangguan tulang belakang
  • Terjadi karena adanya perubahan posisi tulang belakang sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang belakang.
  •  Gangguan yang disebabkan karena kelainan tulang belakang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu :
     
  1.  Skoliosis, merupakan melengkungnya tulang belakang ke arah samping.
  2.  Kifosis, merupakan perubahan kelengkungan pada tulang belakang sehingga orang menjadi bongkok.
  3.  Lordosis, melengkungnya tulang belakang di arah pinggang ke arah depan sehingga kepala tertarik ke arah belakang.
  4.  Subluksasi, gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik ke arah kiri atau kanan. 
e. Gangguan pada sistem otot.
  •  Otot berperan penting dalam aktivitas gerak manusia, sehingga gangguan pada otot akan mempengaruhi aktivitas gerak.
  •  Gangguan pada otot dapat terjadi dalam beberapa bentuk seperti berikut :
  1.  Atrofi, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan untuk berkontraksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh virus.
  2.  Hipertrofi, merupakan otot yang berkembang menjadi lebih besar dan kuat. Hal ini disebabkan aktivitas otot yang kuat sehingga diameter serabut-serabut otot membesar. Hernia abdominalis, merupakan soberknya dinding otot abdominal sehingga usus memasuki bagian sobekan tersebut.
  3.  Tetanus¸ merupakan otot yang mengalami kekejangan karena terus menerus berkontraksi sehingag tidak mampu lagi berkontraksi, disebabkan luka yang terinfeksi bakteri clostridium tetani.
  4.  Distrofi otot, merupakan pernyait kronis yang menyebabkan gangguan gerak, disebabkan cacat genetik.
  5.  Mistenia grafis, merupakan otot yang secara berangsur-angsur melemah dan menyebabakan kelumpuhan.

No comments:

Post a Comment

SIKLUS AIR, SULFUR DAN FOSFOR

SIKLUS AIR   Presipitasi    merupakan proses ketika uap air berubah wujud menjadi bentuk cair atau solid. Apabila menjadi bentuk cair ma...