Wednesday, November 11, 2020

BAB 4. Penyimpangan semu hukum mendel kelas XII

 A.     Penyimpangan Semu

1.     Epistasis-Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen dominan menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi disebut epistasis, dan yang ditutupi disebut hipostasis.
Contoh: persilangan antara jagung berkulit hitam dengan jagung berkulit kuning.
P                :    hitam        x        kuning
                        HHkk                 hhKK
F1              :    HhKh = hitam
Perhatikan bahwa H dan K berada bersama dan keduanya dominan. Tetapikarakter yang muncul adalah hitam. Ini berarti hitam epistasis (mentupi) terhadap kuning/kuning hipostasis (ditutupi) terhadap hitam
P2              :    HhKk        x        HhKk
F2               :    9 H-K-    : hitam
                       3 H-kk    : hitam
                       3 hhK-    : kuning
                       1 hhkk    : putih
Rasio fenotif F2 hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1

2.     Kriptomeri
Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu faktor tidak tampak pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain yang menyertainya.
Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul bila ada 2 gen dominan bukan alel berada bersama
Contoh: persilangan Linaria maroccana
A          : ada anthosianin            B    : protoplasma basa
a          : tak ada anthosianin       b    : protoplasma tidak basa
P          :      merah          x        putih
                    AAbb                      aaBB
F1        :    AaBb    = ungu     -     warna ungu muncul karena A dan B berada bersama
P2        :    AaBb        x        AaBb
F2        :    9 A-B-     : ungu
                  3 A-bb    : merah
                   3 aaB-    : putih
                    1 aabb   : putih
Rasio fenotif F2 ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4


3.     Polimeri
Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen bukan alel tetapi mempengaruhi karakter/sifat yang sama.
Polimeri memiliki ciri: makin banyak gen dominan, maka sifat karakternya makin kuat.
Contoh: persilangan antara gandum berkulit merah dengan gandum berkulit putih
P    :    gandum berkulit merah    x         gandum berkulit putih
            M1M1M2M2                             m1m1m2m2
F1     :   M1m1M2m2 = merah muda
P2    :    M1m1M2m2        x        M1m1M2m2
F2    :    9 M1- M2 -          : merah – merah tua sekali
            3 M1- m2m2        : merah muda – merah tua
            3 m1m1M2 -        : merah muda – merah tua
            1 m1m1m2m2     : putih
  • Dari contoh di atas diketahui bahwa gen M1 dan M2 bukan alel, tetapi sama-sama berpengaruh terhadap warna merah gandum.
  • Semakin banyak gen dominan, maka semakin merah warna gandum.
    • 4M = merah tua sekali
    • 3M = merah tua
    • 2M = merah
    • M = merah muda
    • m = putih
Bila disamaratakan antara yang berwarna merah dengan yang berwarna putih, diperoleh:
Rasio fenotif F2 merah : putih = 15 : 1


4.      Gen Komplementer
Gen komplementer adalah gen yang saling berinteraksi dan saling melengkapi sehingga memunculkan fenotip tertentu. Apabila ada salah satu gen tidak hadir maka muncullah karakter fenotip tersebut terhambat. Contohnya pada bunga tanaman kacang. Tanaman berbunga putih (CCpp) dengan tanaman berbunga putih (ccPP) menghasilkan perbandingan fenotip
F2 = ungu  :  putih = 9 : 7.

Interaksi alel
Interaksi alel merupakan suatu peristiwa dimana muncul suatu karakter akibat interaksi antar gen dominan maupun antar gen resesif.
Contoh: mengenai pial/jengger pada ayam
       
R-pp     : pial Ros/Gerigi              rrP- : pial Pea/Biji
        
R-P-     : pial Walnut/Sumpel        rrpp : pial Single/Bilah


P    :    Ros        x        Pea
           R-pp                rrP-
F1    :    RrPp     Walnut
P2    :    RrPp    X RrPp
F2    :    9 R-P-    : Walnut
            3 R-pp    : Ros
            3 rrP-     : Pea
            1 rrpp     : Single
Pada contoh di atas ada 2 karakter baru muncul:
- Walnut : muncul karena interaksi 2 gen dominan
- Singel : muncul karena interaksi 2 gen resesif
Rasio fenotif F2 Walnut : Ros : Pea : Single = 9 : 3 : 3 : 1

BAB 4. SISTEM GERAK-2 (OTOT)

 5. OTOT

a.  Otot terdiri dari
  •  sel-sel yang terspesialisasi untuk kontraksi, yaitu mengandung protein kontraktil yang dapat berubah dalam ukuran panjang dan memungkinkan sel-sel untuk memendek. Sel-sel tersebut sering disebut serabut-serabut otot. Perhatikan gb. anatomi otot manusia berikut :
  • Otot memiliki tiga kemampuan khusus, yaitu :
  1. Kontraktibilitas, yaitu kemampuan untuk berkontraksi/memendek.
  2. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan melakukan gerakan kebalikan akibat kontraksi
  3. Elastisitas, yaitu kemampuan unuk kembali  ke posisi semula, setelah berkotraksi atau disebut relaksasi
b. Sifat Gerak Otot
  • Berdasarkan sifat kerjanya , otot dibedakan menjadi : sinergis dan antagonis.
  • Sinergis: yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama berkontraksi dan sama-sama berelaksasi. Contoh: otot-otot pronator yang terletak pada lengan bawah
  • Antagonis: cara kerja dari dua otot yang satu berkontraksi dan yang lain relaksasi. 
  • Untuk menghasilkan suatu gerak, otot bekerja berpasangan dengan otot lain.
  •  Saat suatu otot berkontraksi, otot yang bersangkutan akan menggerakan tulang yang dilekatinya ke suatu arah.
  •  Misalnya otot bisep dan otot trisep.
  • Gerak fleksi terjadi karena bisep berkontraksi dan trisep dan berileksasi.
  • Sebaliknya gerak ekstensi terjadi karena bisep berileksasi dan trisep berkontraksi. 
  • Otot bisep disebut fleksor, karena saat berkontraksi terjadi gerak fleksi.
  •  Sedangkan, otot trisep disebut ekstensor, karena saat berkontraksi terjadi ekstensi.
c. Jenis Otot
  • otot vertebrata dan manusia dibedakan menjadi 3 jenis otot, yaitu : otot rangka, otot polos dan otot jantung
1. Otot rangka
  •  Merupakan otot yang melekat dan menggerakkan tulang rangka. 
  • Otot ini mampu menggerakkan tulang karena otot dapat memanjang dan memendek. Kedua ujung otot merekat pada dua tulang yang berbeda.
  •  Kedua tulang tersebut dihubungkan oleh sendi. 
  • Otot rangka jika dilihat menggunakan mikroskop terlihat seperti sel-sel otot berbentuk serabut-serabut halus panjang.
  •  Otot rangka mengandung banyak inti sel dan tampak garis-garis terang diselingi garis-garis gelap yang melintang. Oleh sebab itu otot ini juga disebut otot lurik atau otot serat lintang. 
  • Sel-sel serabut otot bersatu dalam suatu kelompok membentuk berkas-berkas yang disebut fasikuli.
  •  Berkas-berkas otot diliputi oleh selaput yang disebut fasiatropia.
  •  Setiap otot dibungkus lagi oleh selaput yang disebut fasiasuperfisialis.
  • Gabungan otot membentuk kumparan yang disebut empal atau ventrikel otot.
  •  Bagian ujung fentrikel otot mengecil, liat, dan keras disebut tendon.
  • Ujung tendon melekat pada ujung yang tidak bisa digerakkan disebut origo.
  • Sedangkan, otot yang melekat pada tulang yang dapat digerakkan disebut insersi.
  • Gerak otot rangka merupakan gerak yang disadari sehingga otot rangka disebut juga otot sadar. 
  • Otot rangka dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan mioglobin pigmen otot penyusunnya, yaitu merah dan putih.
  •  Otot merah memiliki lebih banyak mioglobin dibanding otot putih.
  •  Mioglobin merupakan senyawa protein yang berfungsi mengikat molekul-molekul oksigen. Oksigen digunakan untuk respirasi sel otot rangka, yang akan menghasilkan energi untuk bergerak
2. Otot polos
  • Terdiri dari sel-sel otot yang berbentuk gelendong dengan satu intisel yang terletak di tengah.
  • Pengamatan dengan menggunakan mikroskop menunjukkan bahwa otot polos tidak memiliki garis-garis melintang seperti otot rangka.
  • Otot polos tidak melekat pada tulang rangak tubuh,
  • aktivitasnya lambat, namun geraknya beruntun sehingga mampu berkontraksi dalam waktu lama dan tidak cepat mengalami kelelahan.
  • Gerak otot polos dikontrol oleh saraf tak sadar, sehingga disebut gerak tidak sadar.
  • Otot polos dapat dijumpai pada dinding penyusun organ-organ bagian tubuh dalam.
3. Otot jantung (miokardium)
  •  Merupakan otot yang hanya dijumpai pada dinding jantung dan vena kava yang memasuki jantung.
  •  Pada setiap percabangan sel otot jantung terdapat jaringan ikat yang disebut diskus interkalaris. 
  • Otot jantung mampu berkontraksi secara ritmis dan terus menerus sebagai akibat dari aktivitas sel otot jantung yang berpautan.
  • Gerak otot jantung dikendalikan oleh saraf tak sadar.
  •  Kontraksi dan rileksasi otot jantung menyebatkan serambi dan bilik jantung menyempit dan melebar sacara berirama yang menimbulkan denyut jantung.
  •  Dengan adanya kontraksi dan rileksasi, darah kita dapat dipompa kepembuluh-pembuluh darah dan dialirkan ke seluruh tubuh.
  • Dalam keadaan normal, kontraksi otot jantung dapat terjadi 72 kali setiap menit.
6. MEKANISME GERAK OTOT RANGKA
  •  Pada prinsipnya gerak pada otot rangka sama dengan otot polos dan jantung.
  • Serabut halus sel otot rangka atau miofibril mengandung filament protein yaitui filamen halus dan kasar. 
  • Filamen halus dibangun oleh dua untai aktin dan satu untai protein regulator berupa tripomiosin dan triponin kompleks yang membelit masing-masing untaian aktin.
  •  Filamen kasar yang dibangun oleh myosin.
  •  Kombinasi filamen kasar dan halus ini menyebabkan adanya pola terang dan gelap pada otot rangka.
  •  Setiap unit pola terang dan pola gelap disebut sarkomer, yang merupakan unit fungsional yang mendasar pada kontraksi otot. 
  • Sarkomer satu dan lainnya dibatasi oleh garis z. filament halus melekat pada garis Z dan mengarah ke tengah sarkomer.
  •  Filamen kasar terdapat pada tengah sarkomer.
  •  Tumpang tindihnya filament halus dan kasar disebut pita A, namun tidak seluruh filamen tumpang tindih.
  •  Pita A yang hanya mengandung filamen kasar di bagian tengah disebut zona H.
  •  Daerah ujung dekat sorkomer dimana hanya dijumpai filamen halus saja disebut pita I. Pada sel-sel otot yang sedang istirahat, tempat pengikatan myosin pada filamen halus dihambat oleh protein regulator tropomiosin. Protein regulator yang lain yaitu troponin kompleks mengontrol posisi tropomiosin pada filamen halus.
  • Pada binaragawan atau orang yang bekerja berat, akan terjadi pembesaran serat otot atau penambahan massa total berat otot yang disebut hipertrofi. Hipertropi terjadi akibat dari peningkatan aktin dan miosin dalam stiap serat otot, karena otot sering digunakan atau berkontraksi.

7. Gangguan Pada Sistem Gerak Manusia
A.  Gangguan pada sistem rangka.
 Dapat terjadi karena adanya gangguan secara fisik, fisiologis, persendian dan gangguan kedudukan tulang belakang.
a. Gangguan fisik
  •  Merupakan gangguan yang paling umum terjadi pada tulang seperti patah atau retak tulang.
  •  Apabila terjadi fraktura (patah tulang) akan terbentuk zona fraktura yang runcing dan tajam.
  •  Pada zona tersebut timbul rasa sakit karena pergeseran tulang yang akan mengakibatkan pembengkakkan bahkan pendarahan. 
  • Fraktura dapat diberdakan menjadi empat, yaitu :
  1.  Fraktura sederhana, merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada di sekitarnya.
  2.  Fraktura kompleks, merupakan fraktura yang melukai otot atau organ yang ada di sekitarnya, bahkan dapat muncul ke permukaan kulit. 
  3. Greenstick, merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua bagian.
  4.  Cominuted, merupakan fraktura yang mengakibatkan tulang terbagi menjadi beberapa bagian, teteapi masih berada dalam otot.
b. Gangguan fisiologis
  • Gangguan ini merupakan kelainan fungsi hormon atau vitamin.
  •  Gangguan fisiologis dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1.  Mikrosevalus, merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran kecil. Hal ini dikarenakan pertumbuhan tulang tengkorak pada masa bayi kekurangan kalsium.
  2.  Osteoporosis, merupakan gangguan pada tulang karena massa tulang yang menurun sehinga tulang menjadi rapuh. Osteoporisis terjadi karena ketidak seimbangan hormone kelamin pada pria atau wanita.
  3.  Rakhitis, merupakan penyakit tulang yang disebabkan akibat kekurangan vitamin D. kekurangan vitamin D menyebabkan tulang menjadi tidak keras. Pada penderita rakhitis terlihat bagian kaki melengkung menyerupai huruf X atau O.
  4.   Kelainan akibat suatu penyakit. Penyakit seperti tuberkulosis tulang dan penyakit tumor dapat mengakibatkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap mekanisme gerak tubuh.
 c. Gangguan persendian,
  • dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis gangguan sendi dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu :
  1.  dislokasi (pergeseran tulang penyusun sendi),
  2.  terkilir (tertariknya ligament karena gerak tiba-tiba)
  3. Ankilosis, sendi tidak berfungsi
  4. Artritis, peradangan sendi, dibedakan menjadi rhematoid (merupakan penyakit yang menyerang anggota gerak, yaitu sendi, otot, tulang dan jaringan sekitar sendi.gejala nyeri, kaku, bengkak, sampai keterbatasan gerak tubuh, dan kulit terlihat memerah akibat peradangan). osteoartritia (radang pada sendi atau kerusakan pada tulang rawan sendi) , dan gout artritis (disebabkan oleh metabolisme abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah, yang akan menimbulkan timbunan kristal garam urat di persendian yang menimbulkan peradangan sendi pada lutut dan jari) 
d.  Gangguan tulang belakang
  • Terjadi karena adanya perubahan posisi tulang belakang sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang belakang.
  •  Gangguan yang disebabkan karena kelainan tulang belakang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu :
     
  1.  Skoliosis, merupakan melengkungnya tulang belakang ke arah samping.
  2.  Kifosis, merupakan perubahan kelengkungan pada tulang belakang sehingga orang menjadi bongkok.
  3.  Lordosis, melengkungnya tulang belakang di arah pinggang ke arah depan sehingga kepala tertarik ke arah belakang.
  4.  Subluksasi, gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik ke arah kiri atau kanan. 
e. Gangguan pada sistem otot.
  •  Otot berperan penting dalam aktivitas gerak manusia, sehingga gangguan pada otot akan mempengaruhi aktivitas gerak.
  •  Gangguan pada otot dapat terjadi dalam beberapa bentuk seperti berikut :
  1.  Atrofi, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan untuk berkontraksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh virus.
  2.  Hipertrofi, merupakan otot yang berkembang menjadi lebih besar dan kuat. Hal ini disebabkan aktivitas otot yang kuat sehingga diameter serabut-serabut otot membesar. Hernia abdominalis, merupakan soberknya dinding otot abdominal sehingga usus memasuki bagian sobekan tersebut.
  3.  Tetanus¸ merupakan otot yang mengalami kekejangan karena terus menerus berkontraksi sehingag tidak mampu lagi berkontraksi, disebabkan luka yang terinfeksi bakteri clostridium tetani.
  4.  Distrofi otot, merupakan pernyait kronis yang menyebabkan gangguan gerak, disebabkan cacat genetik.
  5.  Mistenia grafis, merupakan otot yang secara berangsur-angsur melemah dan menyebabakan kelumpuhan.

Monday, November 9, 2020

KOMPONEN DARAH

 KOMPONEN DARAH



Darah tersusun dari kombinasi antara plasma darah dan sel-sel darah, yang semuanya beredar di seluruh tubuh. Sel-sel darah ini kemudian dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Jadi secara keseluruhan, komponen darah manusia terdiri atas empat macam, meliputi plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, serta trombosit. Semua komponennya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing yang mendukung kerja darah dalam tubuh.

1. Plasma darah

Plasma darah merupakan komponen darah yang berbentuk cairan. Plasma darah mengisi sekitar 55-60 persen dari volume darah dalam tubuh. Secara lebih rinci, plasma darah tersusun dari air kurang lebih 92 persen, dan 8 persen sisanya merupakan karbondioksida, glukosa, asam amino (protein), vitamin, lemak, serta garam mineral.

Tugas utama plasma darah adalah mengangkut sel-sel darah, untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh bersama nutrisi; hasil limbah tubuh; antibodi; protein pembeku; serta bahan kimia seperti hormon dan protein yang bantu menjaga keseimbangan cairan tubuh. Protein pembeku yang dibawa oleh plasma, nantinya akan bekerja bersama trombosit untuk mempercepat proses pembekuan darah.

Selain mengedarkan berbagai bahan penting, plasma darah juga berfungsi untuk menyeimbangkan volume darah serta kadar elektrolit (garam), termasuk natrium, kalsium, kalium, magnesium, klorida, dan bikarbonat.

2. Sel darah

Jika plasma darah menyumbang sekitar 55-60 persen, komponen berupa sel darah mengisi sisanya yakni kurang lebih sekitar 40-45 persen. Terutama, yang terdiri atas sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Sel darah merah (eritrosit)

Sel darah merah terkenal berwarna merah pekat dengan jumlah sel yang cukup melimpah di dalam darah. Berbentuk bulat yang dilengkapi dengan cekungan (bikonkaf) di bagian tengahnya. Salah satu keunikan sel darah merah, yaitu dilengkapi dengan protein khusus yang disebut dengan hemoglobin.

Sebagai salah satu komponen darah, sel darah merah terbentuk di sumsum tulang belakang dan dikendalikan oleh hormon yang terutama diproduksi oleh ginjal, eritropoietin. Sel darah merah awalnya adalah sel yang belum matang di sumsum tulang dan akan dilepaskan ke aliran darah setelah proses pematangan selama kira-kira tujuh hari.

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut kadar normal sel darah merah yang dapat dideteksi dengan tes darah lengkap:

·         Sebesar 4,32-5,72 juta sel per mikroliter darah untuk laki-laki

·         Sebesar 3,90-5,03 juta sel per mikroliter darah untuk perempuan

Sementara itu, kadar normal hemoglobin dan hematokrit yang normal adalah:

·         Hemoglobin: Sebesar 132-166 gram per liter (laki-laki) dan 116-150 gram per liter (perempuan)

·         Hematokrit: Sebesar 38,3-48,6 persen (laki-laki) dan 35,5-44,9 persen (perempuan)

Selain memberikan warna merah yang khas, hemoglobin juga bertugas dalam membantu komponen darah ini untuk membawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh, serta mengangkut kembali karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan. Persentase volume darah keseluruhan yang terdiri dari sel-sel darah merah disebut hematokrit.

Mengenal Lebih Dalam Tentang Hemoglobin (Hb)

Tidak seperti sel lainnya, sel darah merah tidak memiliki nukleus sehingga mampu berubah bentuk dengan mudah. Ini yang membantu sel darah merah menyesuaikan diri saat melewati berbagai pembuluh darah di dalam tubuh. 

Meskipun begitu, nukleus yang tidak ada membatasi pergerakan sel darah merah saat melalui pembuluh darah yang berukuran kecil. Itu sebabnya, lama kelamaan membran sel dari sel darah merah akan rusak dan energi semakin menyusut. 

Maka itu, umumnya masa hidup sel darah merah hanya bertahan sekitar empat bulan atau 120 hari. Selama masa itu, tubuh akan secara teratur mengganti dan memproduksi sel darah merah baru. 

Sel darah putih (leukosit)

Dibandingkan dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki jumlah yang jauh lebih sedikit. Meski begitu, komponen darah ini mengemban tugas yang tidak main-main, yakni melawan infeksi virus, bakteri, jamur, yang memicu perkembangan penyakit. Pasalnya, sel darah putih memproduksi antibodi yang akan membantu memerangi zat asing tersebut. 

Normalnya, jumlah sel darah putih pada orang dewasa adalah 3.400-9.600 sel per mikroliter. Berikut jenis-jenis sel darah putih diproduksi oleh sumsum tulang, lengkap dengan persentase normalnya pada orang dewasa:

·         Neutrofil (50-60 persen)

·         Limfosit (20-40 persen)

·         Monosit (2-9 persen)

·         Eosinofil (1-4 persen)

·         Basofil (0,5-2 persen)

Semuanya memiliki tugas yang sama untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Masa hidup sel darah putih pun cukup lama, bisa dalam hitungan hari, bulan, hingga tahun, tergantung jenisnya. 

Trombosit (keping darah)

Sumber: Net Doctor

Sedikit berbeda dengan sel darah putih dan merah, trombosit sebenarnya bukan sel, melainkan sebuah fragmen sel berukuran kecil. Trombosit memiliki peran penting proses pembekuan darah (koagulasi) saat tubuh terluka. Tepatnya, trombosit akan membentuk sumbatan bersama benang fibrin guna menghentikan perdarahan, sekaligus merangsang pertumbuhan jaringan baru di area luka. 

Jumlah trombosit normal di dalam darah, yaitu antara 150.000 sampai 400.000 trombosit per mikroliter darah. Jika jumlah trombosit lebih tinggi dari kisaran normal, maka dapat mengakibatkan pembekuan darah yang tidak diperlukan. Akhirnya, bisa berisiko menimbulkan penyakit stroke dan serangan jantung. 

Sementara, bila seseorang kekurangan jumlah trombosit dalam darah, maka akan menyebabkan perdarahan hebat karena darah sulit membeku. 


Dari sistem golongan darah ABO, kamu perlu mengetahui empat jenis golongan darah yang berbeda, yaitu A, B, AB dan O.

  • Golongan darah AB memiliki antigen A dan B pada sel darah merah, namun tidak memiliki antibodi A dan B pada plasma darah.
  • Golongan darah A memiliki antigen A pada sel darah merah dan memproduksi antibodi B dalam plasma darah.
  • Golongan darah B memiliki antigen B pada sel darah merah dan memproduksi antibodi A dalam plasma darah.
  • Golongan darah O tidak memiliki antigen A atau B pada sel darah merah, namun memproduksi antibodi A dan B di plasma darah.

Dari empat jenis golongan itu, kemudian terbagi lagi berdasarkan status rhesus (Rh). Rh ini terbagi menjadi dua, yaitu positif dan negatif.  Dengan begitu, maka golongan darah dibedakan menjadi:

  • A positif dan A negatif.
  • B positif dan B negatif.
  • AB positif dan AB negatif.
  • O positif dan O negatif.

Apakah ada golongan darah yang dianggap paling langka dan paling umum? Sebenarnya sulit menentukan golongan darah, karena golongan darah akan menurun sesuai dengan genetik orang tuanya. Itu berarti golongan darah di dunia bisa bervariasi persentasenya. 

Tapi di Amerika Serikat (AS), AB negatif dianggap sebagai golongan darah paling langka. Sementara golongan darah O positif disebut sebagai yang paling umum. Berdasarkan Stanford School of Medicine Blood Center, berikut pembagian persentase golongan darah manusia di Amerika:

  • AB-negatif (0,6 persen).
  • B-negatif (1,5 persen).
  • AB-positif (3,4 persen).
  • A-negatif (6,3 persen).
  • O-negatif (6,6 persen).
  • B-positif (8,5 persen).
  • A-positif (35,7 persen).
  • O-positif (37,4 persen).

Jumlah tersebut tidak berlaku universal, karena tiap negara mungkin memiliki persentase berbeda. Seperti di India, misalnya, golongan darah yang paling umum adalah B-positif, sedangkan di Denmark A-positif.

Perbedaan etnis dan genetik memengaruhi presentasi golongan darah. Seperti anak yang lahir dari orang tua Asia dan Amerika lebih mungkin memiliki golongan darah B-positif daripada orang Amerika Latin dan Kaukasia.

Mengapa perlu tahu golongan darah?

Mengetahui jenis golongan darah penting untuk keperluan transfusi darah. Sebelum dikelompokkan seperti sekarang, para dokter mengira semua darah sama. Karena itu, jaman dulu banyak orang yang meninggal karena transfusi darah. 

Baru pada 1901, seorang ilmuwan bernama Karl Landsteiner menemukan golongan darah. Dari sana diketahui jika mencampur darah dengan tipe yang berbeda, darah dapat menggumpal dan berakibat fatal.

Hal ini terjadi sebagai reaksi antibodi saat membaca darah hasil transfusi sebagai “benda asing” dalam tubuh. Antibodi akan melawan sel-sel darah donor yang menyebabkan reaksi toksik. 

Karena itu, agar transfusi darah aman dilakukan, penting untuk mengetahui golongan darah manusia. Donor dan penerima harus memiliki golongan darah yang cocok. 

Namun, ada hal unik yang perlu diketahui mengenai transfusi darah. Dalam dunia medis dikenal dengan istilah donor dan penerima darah universal.

Istilah itu digunakan untuk golongan darah O negatif. Di mana jenis golongan darah ini dapat ditransfusikan ke hampir semua golongan darah. Hal ini terjadi karena golongan darah O negatif tidak mengandung antigen A atau B atau Rh. 

Selain untuk keperluan transfusi darah, mengetahui golongan darah penting bagi ibu sedang hamil. Jika ibu memiliki Rh negatif yang bayinya memiliki Rh positif yang diwarisi dari ayahnya, maka bisa menyebabkan terjadinya komplikasi jika tidak segera ditangani. 

Kondisi perbedaan rhesus antara ibu dan janin yang dikandungnya itu dikenal dengan istilah penyakit rhesus. Jika tidak ditangani maka antibodi dalam darah sang ibu akan menghancurkan sel darah janinnya sendiri. 

Meskipun jarang, namun kemungkinannya tetap ada. Karena itu dunia medis menemukan cara untuk mengatasi kondisi penyakit rhesus. Jika terdeteksi sejak dini dapat diatasi dengan suntikan obat imunoglobulin anti-D. 

Sementara itu, pada bayi yang telah lahir, perawatan penyakit rhesus ini bisa dengan cara fototerapi, transfusi darah atau injeksi larutan antibodi.

Bagaimana mengetahui golongan darah manusia?

Pembagian golongan darah dibagi berdasarkan ada tidaknya protein tertentu pada sel darah merah. Protein ini disebut antigen. Antigen sendiri adalah zat yang dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk perlawanan. 

Maka cara untuk mengetahui golongan darah seseorang adalah dengan melihat reaksi sampel darah yang dicampur dengan antibodi terhadap masing-masing tipe darah. 

Biasanya pengecekan golongan darah ini dilakukan dalam waktu singkat. Petugas kesehatan akan mengambil sampel darah dari ujung jari menggunakan jarum khusus. 

Lalu sampel darah dicampur dengan antigen tipe A dan B. Jika sel darah saling menempel berarti darah bereaksi dengan salah satu antigen. Yang tandanya tidak cocok. 

Biasanya pemeriksaan rhesus dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan jenis golongan darah. Caranya pun sama, mencampurkan sampel darah dengan antigen dan petugas kesehatan bisa langsung menentukan jenis rhesus darah seseorang. 

Bagaimana jika seseorang telah mengetahui golongan darah? 

Jika seseorang telah mengetahui golongan darahnya, maka saat memerlukan transfusi darah, petugas kesehatan bisa langsung mencari darah yang sesuai. 

Berdasarkan hasil tes, berikut jenis transfusi yang bisa dilakukan dari golongan jenis darah yang ada:

  • Jika kamu memiliki darah tipe A, kamu hanya dapat menerima darah tipe A dan O.
  • Jika kamu memiliki darah tipe B, kamu hanya dapat menerima darah tipe B dan O.
  • Jika kamu memiliki darah tipe AB, kamu dapat menerima darah tipe A, B, AB, dan O.
  • Jika kamu memiliki darah tipe O, kamu hanya dapat menerima darah tipe O.
  • Jika kamu Rh +, kamu dapat menerima Rh + atau Rh-.
  • Jika kamu Rh-, kamu hanya dapat menerima Rh-.

Sementara itu, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, untuk golongan darah O negatif dapat diberikan kepada siapa saja, karena O negatif adalah golongan darah universal. 

Mengapa seseorang membutuhkan transfusi darah?

Orang memerlukan transfusi darah jika kehilangan banyak darah karena kondisi medis tertentu. Bisa karena penyakit kronis seperti kanker, gangguan pendarahan, atau orang yang kehilangan banyak darah karena melakukan operasi. 

Siapa yang bisa mendonorkan darahnya?

Secara umum beberapa syarat yang harus dipenuhi pendonor darah antara lain:

  • Sehat dan bugar.
  • Memiliki berat badan antara 50 hingga 158 kg.
  • Berusia antara 17 hingga 66 tahun. Atau hingga 70 tahun, jika sebelumnya sudah pernah mendonorkan darah. 
  • Berusia 70 tahun, dengan kondisi dalam dua tahun terakhir pernah melakukan donor darah lengkap.

Selain persyaratan umum tersebut, menurut Palang Merah Indonesia (PMI) seseorang bisa melakukan donor darah jika:

  • Sehat jasmani dan rohani.
  • Berusia 17-60 tahun (usia 17 tahun diperbolehkan menjadi pendonor bila mendapatkan izin tertulis dari orang tua).
  • Berat badan minimal 45 kg.
  • Temperatur tubuh 36,6 – 37,5 derajat celcius.
  • Tekanan darah baik, yaitu sistole 110-160 mmHg, diastole 70-100 mmHg.
  • Denyut nadi teratur, berada sekitar 50-100 kali/menit.
  • Memiliki hemoglobin minimal 12 gram untuk perempuan, sedangkan untuk laki-laki 12,5 gram.
  • Jumlah melakukan donor darah per tahun paling banyak 5 kali dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan.
  • Calon donor dapat mendaftar dan menjalani pemeriksaan pendahuluan, seperti kondisi berat badan, HB, golongan darah, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan dokter.

Jika kamu berniat untuk mendonorkan darah, maka kamu telah membantu menyelamatkan hidup orang lain. Darah akan digunakan untuk berbagai keperluan medis, termasuk untuk kondisi penting, seperti untuk pasien dengan cedera, luka bakar parah atau penyakit darah.

Apakah transfusi dengan golongan darah yang cocok aman dilakukan?

Tentunya aman, karena tubuh akan menerimanya. Tubuh tidak akan membacanya sebagai benda asing atau ancaman penyakit berbahaya. Namun, tetap ada risiko yang mungkin terjadi pada penerima transfusi seperti:

  • Demam. Jika demam terjadi satu atau enam jam setelah transfusi, bukanlah hal serius. Kondisi akan membaik dengan sendirinya. Namun jika merasa kondisi semakin buruk hingga menyebabkan nyeri dada, kamu bisa segera menghubungi dokter.
  • Reaksi alergi. Meski mendapat darah dengan golongan yang cocok, reaksi bisa terjadi berupa gatal pada kulit. Reaksi ini akan muncul begitu transfusi selesai dilakukan. 
  • Reaksi hemolitik imun. Kondisi saat tubuh menyerang sel darah merah yang baru saja kamu terima dari proses transfusi. Namun, ini sangat jarang terjadi. 

Apa y

ang menentukan golongan darah manusia?

Golongan darah manusia diwarisi oleh orang tuanya. Sama seperti warna mata, golongan darah diturunkan secara genetik dari ibu dan ayah. 

Berikut kemungkinan golongan darah seorang anak, jika dilihat dari golongan darah kedua orang tuanya. 

  • Jika orang tua memiliki golongan darah AB dan AB maka anak mungkin akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah AB dan B maka anak mungkin akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah AB dan A maka anak mungkin akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah AB dan O maka anak mungkin akan memiliki golongan darah A atau B.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah B dan B maka anak mungkin akan memiliki golongan darah O atau B.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah A dan B maka anak mungkin akan memiliki golongan darah O, A, B atau AB.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah A dan A maka anak mungkin akan memiliki golongan darah O atau A.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah O dan B maka anak mungkin akan memiliki golongan darah O atau B.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah O dan A maka anak mungkin akan memiliki golongan darah O atau A.
  • Jika orang tua memiliki golongan darah O dan A maka anak akan memiliki golongan darah O.

 


SUMBER:

https://blogs.insanmedika.co.id/menakjubkan-berikut-4-komponen-dan-fungsi-darah-bagi-tubuh-manusia/

 https://www.halodoc.com/artikel/ini-yang-perlu-diketahui-tentang-golongan-darah


SIKLUS AIR, SULFUR DAN FOSFOR

SIKLUS AIR   Presipitasi    merupakan proses ketika uap air berubah wujud menjadi bentuk cair atau solid. Apabila menjadi bentuk cair ma...